Judul: Analisis Mendalam: Ini Biang Kerok di Balik ‘Pembantaian’ Harga Emas Antam, Ambles Rp 177 Ribu per Gram!

Judul: Analisis Mendalam: Ini Biang Kerok di Balik 'Pembantaian' Harga Emas Antam, Ambles Rp 177 Ribu per Gram!

Jakarta – Pasar logam mulia nasional diguncang oleh koreksi harga yang sangat tajam. Harga emas batangan produksi Logam Mulia Antam mengalami ambruk signifikan, mencapai penurunan fantastis sebesar Rp 177.000 per gram dalam sehari. Pada Rabu (22/10), harga emas Antam langsung melorot ke level Rp 2.310.000 per gram.

Baca Juga : Respon Cepat Pengaduan Warga: Satpol PP Amankan 19 Speaker Aktif dari PKL di Danau Sunter

Jatuhnya harga ini bukan disebabkan oleh faktor domestik semata, melainkan sepenuhnya merupakan imbas dari gejolak dan penurunan drastis pada harga emas global (XAU/USD).

Tiga Pilar Penyebab Harga Emas Dunia Terjun Bebas

Penurunan masif ini terjadi setelah harga emas dunia (spot) sempat mencetak rekor tertinggi di level $4.380 per troy ounce pada perdagangan Selasa (21/10). Analisis menunjukkan ada tiga faktor utama yang secara kolektif menekan harga emas global:

  1. Penguatan Dolar AS (DXY): Ini adalah faktor fundamental utama. Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur kekuatan Dolar terhadap enam mata uang utama dunia, kini mendekati level $98,84. Angka ini merupakan level tertinggi dalam sepekan terakhir dan menandai penguatan Dolar selama tiga hari berturut-turut. Emas dan Dolar AS memiliki hubungan terbalik (inverse correlation), sehingga penguatan Dolar secara otomatis membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, dan menekan harga.
  2. Aksi Ambil Untung (Profit Taking): Setelah harga mencapai rekor tertingginya, banyak investor yang memanfaatkan momen ini untuk mencairkan keuntungan. Aksi jual masif (mass selling) inilah yang membanjiri pasar dan memicu penurunan harga yang tajam.
  3. Sentimen Optimisme Perdagangan AS-Tiongkok: Meningkatnya selera risiko (risk appetite) di kalangan investor menjadi sinyal buruk bagi emas, yang merupakan aset safe haven. Optimisme baru terkait prospek hubungan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok membuat investor beralih dari aset yang aman seperti emas ke aset yang lebih berisiko namun berpotensi memberi return tinggi (seperti saham).

Analisis Teknikal: Sinyal Bearish Mendominasi

Secara teknikal, pergerakan harga emas dunia (XAU/USD) juga menunjukkan tren yang mengkhawatirkan bagi para bulls (investor yang berharap harga naik).

Menurut Analis Dupoin, Andy Nugraha, kombinasi formasi candlestick harian dan indikator kunci seperti Moving Average (MA) telah memicu sinyal tekanan jual yang semakin kuat.

“Secara teknikal, tren jangka pendek XAU/USD saat ini berada dalam fase bearish,” jelas Andy Nugraha. “Dengan tekanan jual yang ada, terdapat peluang pelemahan lebih lanjut menuju area psikologis $4.000 per troy ounce,” tambahnya.

Penembusan level support kunci ini akan menjadi konfirmasi penuh tren turun dalam jangka waktu menengah, yang tentunya akan terus menekan harga emas Antam di pasar domestik. Para investor disarankan untuk memantau pergerakan DXY dan perkembangan geopolitik global sebelum mengambil keputusan investasi lebih lanjut.