Gagal Raih Kepercayaan Parlemen, PM Mongolia Luvsannamsrai Oyun-Erdene Mundur

Gagal Raih Kepercayaan Parlemen, PM Mongolia Luvsannamsrai Oyun-Erdene Mundur

Krisis politik Mongolia – Perdana Menteri Mongolia, Luvsannamsrai Oyun-Erdene, resmi mengundurkan diri dari jabatannya pada Selasa (3/6/2025). Ia mengambil keputusan ini setelah gagal memperoleh dukungan mayoritas parlemen dalam mosi kepercayaan dan menghadapi gelombang unjuk rasa publik yang memprotes gaya hidup mewah anaknya.

Dalam upaya terakhirnya untuk mempertahankan jabatan, Oyun-Erdene mengajukan mosi kepercayaan kepada parlemen. Namun, dari total 126 anggota parlemen, ia hanya mengantongi 44 suara, gagal mencapai jumlah mayoritas yang diperlukan.

Baca Juga : Menilik Dinamika Internal PSI: Antara Personalitas Politik, Kartel Partai, dan Kerapuhan Institusi

“Pemerintah tidak bisa lagi menggunakan kekuatannya,” ujar Oyun-Erdene kepada parlemen, seraya menyatakan kebanggaannya karena telah melayani rakyat Mongolia. Ia menerima keputusan tersebut dengan lapang dada.

Krisis Politik Mongolia dan Protes Gaya Hidup Mewah

Pengunduran diri Oyun-Erdene menandai keruntuhan pemerintahan koalisi tiga partai yang baru dibentuk Juli tahun lalu. Koalisi ini, yang terdiri dari Partai Rakyat Mongolia dan dua partai oposisi, terbentuk setelah partai berkuasa hanya mampu mempertahankan keunggulan tipis dalam pemilu sebelumnya. Sejumlah besar legislator dari partai-partai koalisi tersebut turut mendesak Oyun-Erdene untuk mundur.

Tekanan publik kian memuncak setelah media lokal melaporkan gaya hidup mewah anak Oyun-Erdene, termasuk aksinya memesan hotel mewah untuk melamar kekasihnya. Laporan ini memicu kemarahan publik dan unjuk rasa yang berlangsung selama beberapa pekan.

Pada Senin (2/6/2025), kaum muda Mongolia bahkan turun ke jalanan ibu kota, Ulan Bator, dalam demonstrasi besar-besaran. Unggahan pesta pertunangan mewah anaknya yang berusia 23 tahun di media sosial memicu protes, karena menampilkan gaya hidup glamor.

Isu Korupsi dan Kekhawatiran Demokrasi

Oyun-Erdene membantah tuduhan korupsi terhadap keluarganya dan menuduh adanya kampanye politik terorganisir untuk menjatuhkan pemerintahannya. Ia juga memperingatkan bahwa pengusirannya bisa melemahkan stabilitas ekonomi dan demokrasi muda Mongolia

Tantangan di Depan Mata

  1. Politik Fragile: Langkah mundurnya Oyun-Erdene memicu ketidakpastian politik di negara yang sistem parlementernya masih lemah .
  2. Perubahan Kebijakan: Ia adalah pendukung utama investasi asing besar seperti tambang tembaga Oyu Tolgoi—dengan Rio Tinto. Para investor mendesak kelanjutan kesepakatan strategis ini
  3. Pemimpin Baru: Tanggal 13 Juni 2025, Zandanshatar Gombojav, mantan ketua parlemen, resmi ditunjuk sebagai PM baru dengan janji reformasi ekonomi, anggaran lebih bijak, dan pertumbuhan inklusif

Baca Selengkapnya : 6 Fakta Hasil Otopsi Juliana Marins: Bukan Meninggal akibat Hipotermia