Jakarta – Ekonomi Singapura yang tumbuh pesat telah menciptakan lonjakan kekayaan yang fantastis bagi para elitnya. Berkat pertumbuhan ekonomi sebesar 4,3% pada paruh pertama tahun 2025, yang didorong oleh lonjakan ekspor di tengah ketidakpastian global, harta orang-orang terkaya di Negeri Singa melonjak hampir seperempatnya.
Baca Juga : Mengenal KTP Pink: Identitas Anak yang Mirip KTP Dewasa
Total kekayaan bersih mereka kini mencapai rekor tertinggi, yaitu US$ 239 miliar, setara dengan Rp 3.934 triliun (kurs US$1 = Rp 16.460). Angka ini menunjukkan betapa kuatnya pondasi ekonomi Singapura di tengah tantangan global.
Berikut adalah daftar 10 orang terkaya di Singapura versi Forbes per 7 September 2025, lengkap dengan kisah di balik kesuksesan mereka.
- Eduardo Saverin (US$ 43 Miliar / Rp 707 Triliun)
Untuk tahun ketiga berturut-turut, Eduardo Saverin memimpin daftar ini. Salah satu pendiri Facebook yang kini menjadi warga negara Singapura ini menambah kekayaannya sebesar US$ 14 miliar. Lonjakan fantastis ini didorong oleh meroketnya saham Meta Platforms, perusahaan induk Facebook, berkat optimisme pasar terhadap iklan berbasis kecerdasan buatan (AI). - Kwek Leng Beng & Keluarga (US$ 14,3 Miliar / Rp 235 Triliun)
Taipan real estat Kwek Leng Beng melompat dua peringkat ke posisi kedua. Kekayaan gabungan keluarga Kwek naik 24% berkat informasi baru tentang aset keluarga yang dimiliki. Kwek sendiri adalah ketua City Developments, salah satu raksasa properti di Singapura. Menariknya, ia sempat menggugat putranya sendiri, Sherman Kwek, terkait masalah manajemen perusahaan sebelum akhirnya berdamai dan mencabut gugatan tersebut. - Robert & Philip Ng (US$ 14,1 Miliar / Rp 232 Triliun)
Pasangan kakak beradik pemilik properti ini turun ke posisi ketiga. Kekayaan gabungan mereka menurun karena krisis properti di Hong Kong yang memukul saham perusahaan mereka di sana. - Keluarga Goh (US$ 13,1 Miliar / Rp 215 Triliun)
Keluarga Goh, pewaris mendiang taipan cat Goh Cheng Liang, menempati peringkat keempat. Meski Goh Cheng Liang meninggal dunia di usia 98 tahun pada Agustus, saham Nippon Paint Holdings, yang dipimpin oleh putranya, Goh Hup Jin, naik hampir 30%. Kenaikan ini berkat akuisisi produsen kimia khusus AS, AOC, pada tahun 2024. - Li Xiting (US$ 13,2 Miliar / Rp 217 Triliun)
Li Xiting adalah salah satu pendiri dan ketua Shenzhen Mindray Bio-Medical Electronics, perusahaan pemasok alat kesehatan terkemuka. Li, yang merupakan warga negara Singapura, kini membagi waktunya antara Shenzhen dan Singapura. Kekayaannya terus meningkat setelah Mindray mengakuisisi 21% saham APT Medical, produsen peralatan kardiologi. - Forrest Li (US$ 12,1 Miliar / Rp 199 Triliun)
Lulusan Stanford, Forrest Li, adalah pendiri dan CEO Sea, perusahaan raksasa yang bergerak di bidang game online, e-commerce, dan layanan keuangan digital. Sejak IPO di Bursa Efek New York pada tahun 2017, kekayaan Li terus meroket. Perusahaannya mencatat laba bersih tahunan pertamanya pada tahun 2023 dan telah meluncurkan layanan perbankan digital di beberapa negara. - Keluarga Khoo (US$ 10,1 Miliar / Rp 166 Triliun)
Kekayaan keluarga ini berasal dari penjualan saham di Standard Chartered Bank senilai US$ 4 miliar pada tahun 2006. Mereka juga mengendalikan Goodwood Group of Hotels. Untuk mengenang sang mendiang bankir, keluarga ini mendanai pembangunan Rumah Sakit Khoo Teck Puat di Singapura. - Keluarga Wee (US$ 10 Miliar / Rp 164 Triliun)
Keluarga Wee adalah pewaris mendiang bankir Wee Cho Yaw, yang memimpin United Overseas Bank (UOB). Putra sulungnya, Wee Ee Cheong, kini menjabat sebagai CEO UOB, yang merupakan bank dengan aset terbesar ketiga di Singapura. Kekayaan keluarga ini berasal dari saham di UOB, pengembang properti, dan produsen salep ikonik Tiger Balm. - Leo KoGuan (US$ 8,4 Miliar / Rp 138 Triliun)
Leo KoGuan, pendiri perusahaan teknologi informasi SHI International, merupakan seorang yang lahir di Indonesia. Ia dikenal luas sebagai investor awal Tesla. Meskipun kini menjadi kritikus Elon Musk, ia berhasil membangun kekayaan signifikan dari investasi strategisnya. Pada tahun 2020, ia membeli penthouse terbesar di Singapura senilai US$ 50 juta dari miliarder Inggris, James Dyson. - Zhang Yong & Shu Ping (US$ 7,8 Miliar / Rp 128 Triliun)
Pasangan suami istri ini adalah pendiri Haidilao, jaringan restoran hot pot Sichuan yang mendunia. Kisah mereka sangat inspiratif: Zhang Yong tidak pernah tamat SMA dan tidak tahu cara memasak hot pot ketika memulai bisnisnya. Dengan modal awal dari teman-temannya, termasuk istrinya, ia berhasil membangun kerajaan kuliner raksasa yang kini memiliki ratusan restoran di seluruh dunia.