Jakarta – Salat Jumat merupakan ibadah wajib mingguan yang sangat ditekankan bagi setiap laki-laki Muslim. Pelaksanaannya di masjid memiliki ritual dan tahapan khusus, salah satunya adalah peran sentral yang dimainkan oleh Bilal Salat Jumat.
Baca Juga : Jas vs. Kemeja: Panduan Memilih Pakaian Tepat untuk Wawancara Kerja
Meskipun bukan termasuk rukun salat Jumat, tugas bilal menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi pelaksanaan ibadah ini, terutama di Indonesia dan banyak negara bermazhab Syafi’i. Peran bilal sangat penting untuk mengatur ketertiban, mengingatkan jemaah, dan menjadi penanda setiap fase sebelum dan sesudah khutbah.
Mengenal Bilal: Sosok Penting dalam Ibadah Jumat
Secara historis, istilah “Bilal” dalam konteks ibadah Islam merujuk pada Bilal bin Rabah, sahabat Nabi Muhammad SAW yang terkenal sebagai muazin (pengumandang azan) pertama dalam sejarah Islam. Ia dikenal karena suara merdunya dan keteguhan imannya.
Dalam konteks salat Jumat saat ini, bilal adalah petugas yang ditunjuk untuk:
- Mengumandangkan azan (baik azan pertama atau kedua, tergantung tradisi masjid).
- Membacakan seruan khusus (talaffuz bilal) atau doa tarqiyah untuk menenangkan dan mempersiapkan jemaah sebelum khatib memulai khutbah.
- Membacakan salawat dan doa pengantar.
- Mengumandangkan iqamah, sebagai penanda dimulainya salat.
Urutan Tugas dan Bacaan Kunci Bilal
Teks dan seruan bilal salat Jumat dibacakan pada beberapa momen penting yang berfungsi sebagai transisi antar tahapan ibadah. Berikut adalah urutan umum tugas dan bacaan yang dilantunkan:
I. Seruan Peringatan (Talaffuz)
Bacaan ini diucapkan oleh bilal setelah azan kedua selesai dikumandangkan dan sesaat sebelum khatib naik ke mimbar. Tujuannya adalah untuk mengingatkan jemaah agar memperhatikan khutbah dan menjauhi perbuatan sia-sia.
| Arab | Latin | Terjemah |
| مَعَاشِرَالْمُسْلِمِينَ، وَزُمْرَةَ الْمُؤْمِنِينَ رَحِمَكُمُ اللهِ، رُوِيَ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ، قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَنْصِتْ، وَاْلإِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتَ (أَنْصِتُوا وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا رَحِمَكُمُ اللهِ ٢×) أَنْصِتُوا وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ | Ma’asyiral Muslimin, wa zumaratal Mu’minin rahimakumullah, ruwiya ‘an Abi Hurairah radiyallahu ‘anhu annahu qala, qala Rasulullah sallallahu ‘alayhi wa sallam: “Iza qultu li shahibika yawma al-Jum’ah ‘ansit, wal-imamu yakhthubu faqad laghawt. (Ansitū wa isma’ū wa athī’ū rahimakumullah 2x) Ansitū wa isma’ū wa athī’ū la’allakum turhamūn.” | “Wahai golongan kaum Muslim dan kaum mukmin, semoga Allah selalu memberikan rahmat-Nya kepada kamu sekalian. Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah bersabda: ‘Ketika kamu berkata ‘diamlah’ kepada temanmu pada hari Jumat (salat Jumat), sedangkan khatib sedang berkhutbah, maka kamu telah melakukan hal yang sia-sia.’ Perhatikan, dengarkan, dan taatilah, semoga Allah memberikan rahmat kepada kamu sekalian.” |
II. Salawat dan Doa Setelah Khatib Naik Mimbar
Setelah khatib selesai menduduki mimbar (setelah azan kedua), bilal menghadap kiblat dan melantunkan salawat dan doa pengantar sebelum khatib memulai khutbahnya.
| Arab | Latin | Terjemah |
| اللَّـٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ٢× ، اللَّـٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَحَبِيبِنَا وَشَفِيعِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَسَلِّمْ وَرَضِيَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَنْ سَادَتِنَا أَصْحَابِ رَسُولِ اللهِ أَجْمَعِينَ | Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad 2x, Allahumma shalli ‘ala sayyidina wa habibina wa syafi’ina wa mawlana Muhammad wa sallim, wa radhiyallahu tabaraka wa ta’ala ‘an saadatina ash-habi Rasulillah ajma’in. | “Ya Allah, berikanlah rahmat kepada penghulu kami Nabi Muhammad (2x). Ya Allah, berikanlah rahmat dan kesejahteraan dengan keagungan dan kesempurnaan-Mu kepada penghulu kami, kekasih kami, pemberi syafaat kami, dan pemimpin kami, Muhammad, serta semua sahabat Rasulullah.” |
III. Doa Penguat Islam (Sebelum Khutbah)
Setelah salawat, bilal kembali menghadap kiblat dan membacakan doa penguat keimanan dan keislaman:
| Arab | Latin | Terjemah |
| اللَّـٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، اللَّـٰهُمَّ قَوِّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلإِيمَانَ، مِنَ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، وَانْصُرْهُمْ عَلَى مُعَانِدِينَ رَبِّ اخْتِمْ لَنَا مِنْكَ بِالْخَيْرِ، يَاخَيْرَ النَّاصِرِينَ، بِرَحْمَتِكَ يآأَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ | Allahumma shalli wa sallim ‘ala sayyidina wa mawlana Muhammad, wa ‘ala aali sayyidina Muhammad. Allahumma qawi’ al-Islama wal-Imana, mina al-Muslimina wal-Muslimat, wal-Mu’minina wal-Mu’minat, al-ahya’a minhum wal-Amwat, wanshurhum ‘ala mu’anidiin. Rabbikhtim lana minkal khayri, yaa khayra annaashirin, birahmatika yaa arhamar rahimin. | “Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan salam kepada pemimpin kami, Muhammad, dan kepada keluarga Nabi Muhammad. Ya Allah, kuatkanlah keislaman dan keimanan kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Tolonglah mereka atas orang-orang yang membangkang. Wahai Tuhan, akhirilah (hidup) kami dari-Mu dengan kebaikan, wahai sebaik-baik penolong, dengan rahmat-Mu wahai Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua penyayang.” |
Setelah ini, khatib akan memulai Khutbah Pertama.
IV. Peran Penutup: Mengumandangkan Iqamah
Setelah khatib menyelesaikan Khutbah Kedua, bilal kembali berdiri untuk mengumandangkan Iqamah. Iqamah adalah tanda definitif bahwa fase khutbah telah selesai dan salat Jumat berjamaah akan segera didirikan.
Dengan pemahaman ini, peran bilal dalam salat Jumat lebih dari sekadar pembaca teks; ia adalah pemandu ritus yang memastikan kelancaran dan ketertiban ibadah mingguan yang sangat penting bagi umat Islam.

