Penjualan Apartemen di Jakarta Anjlok, Diskon Besar Tak Mempan

Penjualan Apartemen di Jakarta Anjlok, Diskon Besar Tak Mempan

Penjualan apartemen di Jakarta terus mengalami penurunan tajam selama bertahun-tahun, bahkan di tengah gempuran diskon besar-besaran dari para pengembang. Hal ini diungkapkan oleh konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL), yang menyebut sektor properti ini sedang menghadapi tantangan berat.

Baca Juga : RI-Peru Jalin Kerja Sama Dagang, IP-CEPA Buka Peluang Investasi

Penurunan Terjadi Sejak 2015
Menurut Yunus Karim, Head of Research JLL Indonesia, tren penurunan penjualan apartemen sudah dimulai sejak 2015. Pandemi COVID-19 semakin memperparah kondisi ini, membuat angka penjualan anjlok drastis.

“Memang sebetulnya sudah dari tahun 2015 terjadi penurunan. Di 2015 sudah mulai turun, kemudian turun lagi ke 2020. Nah, di 2020 itu kurang lebih penjualannya hanya 1.000 unit per tahun,” jelas Yunus dalam acara JLL Jakarta Property Market 2Q 2025.

Padahal, pada periode 2013-2014, penjualan apartemen masih bisa menyentuh angka 20.000 unit per tahun. Angka penjualan terus merosot dari tahun ke tahun. Di paruh pertama tahun 2025, hanya sekitar 150 unit apartemen yang berhasil terjual di Jakarta.

Pasar Stagnan dan Sikap “Wait and See” Pengembang
Yunus menyebut, pasar apartemen di Jakarta saat ini terpantau stagnan dengan sales rate yang tidak bergerak jauh dari 58-60%. Kondisi ini menyebabkan jumlah apartemen baru yang diluncurkan sangat terbatas karena respons pasar yang masih lesu.

“Artinya adalah memang jumlah apartemen yang diluncurkan sangat terbatas mengingat juga respons dari pasar atau pembeli juga masih sangat terbatas,” ujarnya.

Meski demikian, ada pergeseran menarik dari sisi pembeli. Jika sebelumnya pasar apartemen didominasi oleh investor yang bertujuan menyewakan unit, kini semakin banyak end user atau pembeli yang akan menempati unitnya sendiri.

Melihat kondisi ekonomi yang masih tidak stabil, pengembang properti tampaknya memilih pendekatan “wait and see”. Hal ini terlihat dari tidak adanya unit apartemen baru yang diluncurkan selama kuartal kedua tahun 2025. Yunus memprediksi peluncuran produk baru akan terjadi dalam dua kuartal ke depan, namun dengan jumlah yang terbatas.

Saran untuk Pengembang: Jangan Hanya Andalkan Diskon
Untuk bisa kembali menggairahkan pasar, Yunus menyarankan agar pengembang tidak hanya fokus pada pemberian diskon besar. Pengembang perlu lebih jeli dalam memilih lokasi yang potensial dan strategis, serta memahami target pasar mereka dengan baik.

“Pengembang bisa memiliki lokasi yang potensial dan mengetahui siapa saja target market mereka, sehingga masih punya kepercayaan untuk membangun atau meluncurkan produk baru mereka,” pungkas Yunus.