Madrid, Spanyol — Hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok kembali menjadi sorotan setelah para pejabat senior kedua negara bertemu di Madrid. Pertemuan yang berlangsung di Palacio de Santa Cruz, kantor Kementerian Luar Negeri Spanyol, ini menjadi wadah penting untuk membahas berbagai isu strategis, mulai dari tarif perdagangan hingga nasib platform media sosial TikTok.
Baca Juga : MUI Apresiasi Polri dalam Pemulihan Keamanan Pasca-Kericuhan
Pertemuan ini dihadiri oleh para figur kunci dari masing-masing pihak. Delegasi AS dipimpin oleh Menteri Keuangan Scott Bessent dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer. Sementara itu, dari pihak Tiongkok hadir Wakil Perdana Menteri He Lifeng dan negosiator perdagangan utama Li Chenggang.
Gencatan Senjata Dagang dan Isu Tarif
Pertemuan ini adalah yang keempat kalinya bagi para pejabat tersebut. Mereka sebelumnya bertemu di Stockholm pada Juli lalu, di mana keduanya sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata perdagangan selama 90 hari. Kesepakatan ini disertai dengan komitmen Tiongkok untuk memasok mineral tanah jarang ke AS.
Meski demikian, tantangan besar masih membayangi. Presiden AS Donald Trump telah menyetujui perpanjangan tarif AS yang saat ini dikenakan pada barang-barang Tiongkok. Tarif ini, yang totalnya mencapai sekitar 55%, akan mulai berlaku efektif pada 10 November 2025. Perpanjangan ini menunjukkan bahwa ketegangan ekonomi antara kedua negara masih jauh dari kata usai.
Negosiasi Alot terkait TikTok
Selain isu perdagangan, perundingan juga menyoroti nasib TikTok di AS. Platform media sosial yang sangat populer ini menghadapi tenggat waktu penting pada 17 September 2025 untuk menentukan statusnya di Negeri Paman Sam.
Menurut sumber yang dekat dengan perundingan, negosiasi terkait TikTok berlangsung alot dan tidak menghasilkan kesepakatan final. Meskipun demikian, ada indikasi bahwa tenggat waktu tersebut akan diperpanjang untuk keempat kalinya. Hal ini menunjukkan bahwa kedua belah pihak masih mencari solusi, meski TikTok tetap berisiko diblokir di masa mendatang.
Ketidaksepakatan ini memperlihatkan betapa rumitnya memisahkan masalah ekonomi dari isu keamanan nasional dan geopolitik dalam hubungan antara dua kekuatan ekonomi terbesar di dunia ini. Pertemuan di Madrid menjadi cerminan dari kompleksitas hubungan AS-Tiongkok yang terus berlanjut.

 