RI-Peru Jalin Kerja Sama Dagang, IP-CEPA Buka Peluang Investasi

RI-Peru Jalin Kerja Sama Dagang, IP-CEPA Buka Peluang Investasi

Jakarta – Perjanjian dagang antara Indonesia dan Peru atau yang disebut Indonesia-Peru Comprehensive Economic Partnership Agreement (IP-CEPA) resmi berlaku. Perjanjian ini tak hanya membuka jalan bagi perdagangan bebas, tetapi juga membuka peluang investasi yang lebih luas. Wakil Menteri Perdagangan RI, Dyah Roro Esti Widya Putri, optimistis IP-CEPA akan memperkuat hubungan ekonomi kedua negara.

Baca Juga : Menggalang Kekuatan untuk Swasembada Air: Kemenko Infra Gaet Singapura Tingkatkan Manajemen Air Bersih

Setelah perjanjian ini diimplementasikan, pemerintah bertekad untuk memperluas kerja sama ke sektor investasi dan jasa. Roro menjelaskan, IP-CEPA merupakan perjanjian perdagangan kedua Indonesia dengan negara di Amerika Latin. Ini menegaskan posisi strategis Peru dalam hubungan ekonomi Indonesia di kawasan tersebut.

“Dua tahun setelah implementasi, kami akan melanjutkan perundingan untuk sektor investasi dan jasa,” ujar Roro, Rabu (13/8/2025).

Hapus Tarif, Perdagangan Melaju Pesat
Salah satu poin penting dari IP-CEPA adalah penghapusan tarif yang signifikan. Indonesia kini bisa mengekspor 7.257 pos tarif ke Peru dengan bea masuk 0%. Produk-produk yang mendapat keuntungan ini mencakup kendaraan bermotor, alas kaki, tekstil, kelapa sawit, hingga produk manufaktur.

Sebaliknya, Peru juga mendapat peluang serupa. Sebanyak 10.531 pos tarif produk Peru, seperti anggur, cokelat, dan buah segar, kini bisa masuk ke Indonesia tanpa bea masuk. Penghapusan tarif ini diharapkan dapat meningkatkan akses pasar dan mempermudah prosedur bea cukai.

Menurut data, volume perdagangan kedua negara terus meningkat. Pada tahun 2024, total perdagangan mencapai US479juta,denganpertumbuhanrata−rata15,08264,8 juta dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Keberlanjutan dan Strategi ke Depan
Presiden Peru, Dina Boluarte Zegarra, dalam forum bisnis di Jakarta, juga mengajak para pengusaha Indonesia untuk berinvestasi di sektor-sektor strategis seperti infrastruktur, energi terbarukan, dan ketahanan pangan. Ia meyakini, kesamaan pandangan kedua negara akan menjadi fondasi yang kokoh untuk kemitraan yang lebih erat.

Roro menambahkan, keberhasilan IP-CEPA tidak hanya dilihat dari angka perdagangan, tetapi juga dari pertukaran budaya dan teknologi. Ke depan, implementasi perjanjian ini akan berfokus pada peningkatan volume perdagangan, transfer teknologi, serta pengembangan kerangka kerja ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

“Semoga IP-CEPA tidak hanya memberi hasil pada angka-angka perdagangan, tetapi juga menciptakan pertukaran budaya, pengetahuan, dan pengalaman yang membawa manfaat nyata bagi masyarakat,” pungkasnya.