Jakarta – Menjelang usia 130 tahun, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) terus memacu transformasi berkelanjutan di bawah kepemimpinan Direktur Utama Hery Gunardi, dengan tetap menjadikan DNA Kerakyatan sebagai fondasi utama strategis perusahaan. Transformasi ini dirancang untuk memperkuat ekosistem Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta menjawab tantangan bisnis masa depan melalui inovasi dan inklusivitas.
Baca Juga : Waspada Siklon Tropis Senyar: BMKG Tetapkan Status Siaga untuk Enam Wilayah di Sumatra
Visi Kepemimpinan di Skala Operasional Terluas
Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, menjadikan transformasi ini sebagai momen perubahan fundamental bagi bank dengan jaringan operasional terluas di Indonesia. Visi kepemimpinannya berfokus pada penguatan digitalisasi, ekspansi ekosistem UMKM, dan perumusan strategi terintegrasi untuk pertumbuhan bisnis jangka panjang.
Hery, seorang bankir senior dengan pengalaman lebih dari tiga dekade, dikenal memiliki rekam jejak gemilang, termasuk kesuksesan dalam konsolidasi strategis berskala besar seperti merger PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan pembentukan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI).
“BRI, yang kini melayani lebih dari 160 juta nasabah, mendominasi pembiayaan UMKM, dan memegang peran strategis dalam ekosistem ultra mikro, memang membutuhkan pemimpin visioner yang memahami skala operasional masif sekaligus mampu merumuskan arah pertumbuhan jangka panjang. Hery Gunardi adalah figur yang tepat dengan segudang pengalaman tersebut,” demikian pernyataan resmi perusahaan, Minggu (7/12/2025).
Pengalaman tersebut membentuk karakter kepemimpinan Hery yang visioner, terstruktur, dan sangat adaptif terhadap perubahan strategis, membawa perspektif yang kuat untuk memposisikan BRI di industri keuangan nasional maupun regional.
Tiga Pilar Strategi “BRIVolution Reignite”
Hery Gunardi menjelaskan bahwa BRI merespons tantangan pasar melalui strategi transformasi yang dinamakan ‘BRIVolution Reignite’ (Menyalakan Kembali BRIVolution). Strategi ini berfokus pada pemanfaatan kekuatan historis BRI sebagai landasan untuk membangun bank yang lebih inklusif, modern, adaptif, dan berkelanjutan.
“BRI bukan sekadar bank, melainkan sebuah gerakan ekonomi rakyat. Dan gerakan itu harus terus berevolusi dan bertransformasi agar tetap relevan,” ujar Hery.
Transformasi BRIVolution Reignite ditopang oleh tiga pilar strategis utama:
- Penguatan Fondasi Bisnis Mikro dan UMKM: Tetap menjadikan sektor mikro dan UMKM sebagai inti bisnis dan mesin pertumbuhan utama BRI.
- Digitalisasi Menyeluruh: Menciptakan ekosistem layanan yang cepat, aman, terintegrasi, dan seamless (tanpa hambatan).
- Transformasi Budaya Kerja: Membangun organisasi yang lincah (agile), kompetitif, dan berbasis kinerja tinggi.
Menurut Hery, modernisasi sistem dan teknologi adalah jalan terbaik untuk memperluas layanan keuangan yang inklusif, memastikan BRI tetap menjadi penggerak utama ekonomi rakyat di era digital.
Bukti Konkret Kinerja Digital dan Inklusivitas
Upaya transformasi yang masif ini telah membuahkan hasil nyata per September 2025:
| Indikator Kinerja | Pencapaian (Per Sep 2025) | Keterangan |
| Pengguna Super App BRImo | 44,4 Juta Pengguna | Naik hampir 20% Year-on-Year (YoY) |
| Nilai Transaksi BRImo | Rp 30 Triliun (Harian) | Meningkat tajam sebesar 114% YoY |
| Sales Volume Merchant | Rp 160,7 Triliun | Pertumbuhan positif sebesar 20,8% YoY |
| Dana Pihak Ketiga (DPK) | Rp 1.475 Triliun | CASA Ratio (Dana Murah) meningkat menjadi 67,9% |
| Ekosistem Ultra Mikro | Melayani 34,5 Juta Debitur | Total pembiayaan mencapai Rp 632,1 Triliun |
| Penyaluran KUR | Rp 130,2 Triliun | Disalurkan kepada 2,8 juta debitur |
| Jaringan AgenBRILink | 1,2 Juta Agen | Melayani transaksi senilai Rp 1.294 Triliun |
Hery menekankan bahwa angka-angka tersebut hanyalah hasil, namun semangat kolektif untuk melayani dan memberi nilai tambah bagi masyarakat adalah yang utama.
Mengembangkan Mesin Pertumbuhan Kedua
Sebagai bagian dari strategi diversifikasi, Hery mengungkapkan bahwa BRI juga berupaya mengembangkan Mesin Pertumbuhan Kedua (Second Engines of Growth). Fokusnya meliputi penguatan segmen konsumer serta pengembangan layanan bullion bank (bank emas) untuk menambah sumber pertumbuhan di luar bisnis inti mikro dan UKM.
Meskipun digitalisasi terus dipacu, Hery menegaskan bahwa DNA kerakyatan BRI adalah fondasi yang tidak dapat digeser.
“BRI lahir dari rakyat, tumbuh bersama rakyat, dan harus terus menjadi kebanggaan rakyat. Transformasi ini bukan garis finish. Ini adalah perjalanan panjang agar BRI terus menjadi milik rakyat, dari rakyat, satu bank untuk semua,” tutupnya, menandaskan komitmen BRI untuk menjadi institusi keuangan yang modern, inklusif, dan relevan bagi generasi masa depan.

