Serang – Puluhan wartawan dari berbagai media di Banten menggelar aksi demonstrasi di depan Markas Polda Banten, Serang, hari ini. Mereka menuntut keadilan dan pengusutan tuntas kasus pengeroyokan yang menimpa seorang wartawan dan staf Humas Kementerian Lingkungan Hidup di Jawilan, Serang. Insiden kekerasan ini diduga kuat melibatkan oknum anggota Brimob Polda Banten.
Baca Juga : PMO Pegadaian Raih Penghargaan Global, Buktikan Kapabilitas Bersaing di Tingkat Asia-Pasifik
Para jurnalis, yang membawa spanduk dan poster berisi kecaman, berkumpul di Jl. Syekh Nawawi, Kota Serang. Aksi ini merupakan respons atas penganiayaan yang terjadi saat korban meliput proses penyegelan pabrik pengolahan timbal PT Genesis Regeneration Smelting.
Tuntutan Keadilan dari Komunitas Jurnalis
Dalam orasinya, Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Wartawan Provinsi Banten, Saprol, mengecam keras tindakan kekerasan terhadap para pekerja media. “Tangkap dan adili pelaku kekerasan kasus kemarin, baik yang menganiaya wartawan, yang menganiaya Humas Kementerian, ataupun menganiaya teman-teman kita yang sedang melakukan tugas-tugas jurnalistik,” tegas Saprol.
Aksi ini tidak hanya menyoroti kekerasan fisik, tetapi juga menegaskan pentingnya perlindungan terhadap kebebasan pers dan jaminan keamanan bagi wartawan saat menjalankan tugas peliputan. Komunitas jurnalis menuntut transparansi dan langkah tegas dari pihak kepolisian untuk memastikan kasus serupa tidak terulang di masa depan.
Empat Pelaku Sudah Diamankan, Termasuk Oknum Brimob
Polda Banten telah mengonfirmasi bahwa mereka telah mengamankan empat orang terduga pelaku. Dua di antaranya adalah petugas keamanan (sekuriti) perusahaan, yang kini ditahan di Polres Serang. Sementara itu, dua anggota Brimob yang diduga terlibat telah diamankan di ruang tahanan Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Banten.
Penahanan di Propam menunjukkan bahwa kasus ini sedang ditangani secara internal dan profesional untuk memastikan sanksi yang sesuai, baik secara pidana maupun etik, diberikan kepada oknum yang melanggar.