Warga Gaza Tewas Ditembak
Militer Israel menembak dan menewaskan 72 warga Gaza dalam serangan terbarunya, menurut badan pertahanan sipil Gaza. Dari jumlah tersebut, 21 orang tewas saat mereka berkumpul di dekat lokasi distribusi bantuan kemanusiaan.
Juru bicara pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal, pada Kamis (19/6/2025), melaporkan bahwa 6 orang tewas saat menunggu bantuan di Jalur Gaza selatan. Militer Israel menyerang Gaza tengah, menewaskan 16 orang di koridor Netzarim. Ribuan warga Palestina berkumpul di area itu setiap hari untuk mendapatkan jatah makanan.
Baca Juga : Pesawat Tak Bisa Lintasi Iran, Evakuasi 380 WNI Akan Melalui Jalur Darat
Militer Israel menyatakan kepada AFP bahwa pasukannya di koridor Netzarim telah melepaskan tembakan peringatan ke arah “tersangka yang mendekati mereka”. Militer Israel berdalih “tidak mengetahui adanya individu yang terluka.”
Kesaksian Mengerikan dari Lokasi Kejadian
Pasukan Israel menembak mati warga Gaza. Bassam Abu Shaar, seorang saksi mata penembakan di daerah Netzarim, menceritakan ribuan orang berkumpul di sana semalam. Mereka menanti petugas membuka lokasi distribusi bantuan pada pagi hari.
“Sekitar pukul 1.00 dini hari, mereka mulai menembaki kami,” katanya kepada AFP melalui telepon. Ia mengaku bahwa pasukan Israel menembak dengan senjata, menembakkan peluru dari tank, dan menjatuhkan bom menggunakan drone.
Abu Shaar mengatakan bahwa besarnya kerumunan membuat orang-orang tidak dapat melarikan diri, dan korban bergelimpangan di tanah. Yayasan Kemanusiaan Gaza mengelola titik distribusi yang berjarak hanya beberapa menit berjalan kaki dari lokasi ini. “Kami tidak dapat menolong mereka atau bahkan melarikan diri sendiri,” tambahnya.
Krisis Kemanusiaan dan Blokade Bantuan Warga Gaza Tewas Di Tembak
Kementerian Kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas melaporkan bahwa pasukan Israel menewaskan setidaknya 300 warga Palestina dalam beberapa minggu terakhir. Para korban tewas saat mereka berusaha mencapai titik distribusi bantuan di Gaza, yang kini menghadapi kondisi seperti kelaparan.
Pada awal Maret, Israel memberlakukan blokade bantuan di Gaza di tengah kebuntuan dalam negosiasi gencatan senjata. Namun, Israel baru melonggarkan sebagian pembatasan tersebut pada akhir Mei. Sebagai akibatnya, pengelola Yayasan Kemanusiaan Gaza mulai mendistribusikan bantuan ke sejumlah wilayah terdampak. Selain itu, Amerika Serikat dan Israel turut memberikan dukungan kepada yayasan tersebut.
Baca Selengkapnya: Cara Mudah Perpanjang Pajak STNK Atas Nama Orang Lain secara Online
Setelah Israel melonggarkan blokade secara terbatas, Yayasan Kemanusiaan Gaza—dengan dukungan dari Amerika Serikat dan Israel—mulai menyalurkan bantuan kepada warga Gaza. Namun, pasukan Israel tetap menembak warga yang mencoba mendekati titik distribusi, sehingga menyebabkan korban tewas. Namun, hingga kini, distribusi tersebut belum mampu menjangkau seluruh warga yang membutuhkan.
Salah satu insiden paling mematikan terjadi di daerah Netzarim. Akibatnya, setidaknya 21 orang tewas di lokasi tersebut. Sementara itu, serangan di Gaza tengah juga menewaskan 16 orang di sekitar koridor Netzarim, tempat ribuan warga Palestina setiap hari berharap mendapatkan jatah makanan.
Selain itu, saksi mata bernama Bassam Abu Shaar menjelaskan bahwa pasukan Israel melepaskan tembakan menggunakan senjata, tank, dan menjatuhkan bom melalui drone. Ia juga menyebut, ribuan warga telah berkumpul sejak malam hari karena kondisi darurat pangan semakin parah.
Lebih lanjut, Kementerian Kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas melaporkan angka yang mengkhawatirkan. Mereka menyatakan bahwa pasukan Israel telah menewaskan setidaknya 300 warga Palestina dalam beberapa minggu terakhir. Tragisnya, banyak dari korban tersebut tewas saat mereka mencoba mencapai titik distribusi bantuan di Gaza, wilayah yang kini menderita kondisi memprihatinkan seperti kelaparan akut.
Pingback: Dugaan Gratifikasi MPR Adalah Perkara Lama